Pages

Pelemparan Koin dan Penentuan Takdir

Undian dengan melempar koin, orang Indonesia yang mayoritas merupakan penggemar sepakbola pastinya tidak asing dengan cara pengundian tersebut, dimana sebuah koin dilempar ke udara dan dibiarkan jatuh hingga salah satu sisinya menghadap ke atas, kemudian sisi yang keluar tersebut dijadikan sebuah penentu nasib dari pihak-pihak yang tengah diundi. Sebuah metode penentuan nasib yang menarik bukan?

Antara koin dan takdir

Mengapa koin dipilih sebagai alat pengundian? kenapa tidak sebatang korek api atau sebutir batu saja?

Jawabannya mungkin sederhana bagi banyak orang, koin hanya memiliki dua sisi dan jika dilempar akan menghasilkan sebuah peristiwa acak dimana sisi yang berada di bagian atas pastinya tidak bisa diprediksi.
Jawaban tersebut membuat orang-orang mengidentikkan pengundian koin dengan nasib, kita hanya berusaha melempar koin, namun hasilnya ada diluar kuasa kita.

Namun, benarkah bahwa sisi koin yang nampak dari hasil pengundian koin tersebut benar-benar berada di luar kendali kita?

Ahli fisika pasti akan cepat-cepat membantah hal tersebut. Mudah saja, sebenarnya dengan hanya mengukur kecepatan putaran koin di udara, mengetahui kondisi kelembaban udara, dan jarak pelemparan dengan tempat jatuhnya koin, kita akan bisa memprediksi hasil dari lemparan koin tersebut

Ya, bukankah kita juga mengenal bahwa selalu ada penyebab dibalik sebuah akibat? Pastinya semua pasti bisa dijelaskan hanya jika kita mengetahui ilmunya.

Maka mari kita kembalikan teori tersebut pada penentuan takdir. Seringkali banyak orang yang gagal dalam mencapai apa yang mereka usahakan kemudian dengan gampang berkata bahwa hal tersebut adalah takdir, saat mereka melihat orang lain bisa sukses dengan cara yang hampir sama dengan yang mereka lakukan, mereka berkata, itu mungkin faktor kebetulan.

Padahal jika kembali pada peristiwa pelemparan koin tadi, bukankah selalu ada penyebab dibalik sebuah akibat? apakah tidak mungkin jika kegagalan tersebut adalah sebuah akibat dari kurang tepatnya pengambilan tenaga saat menjentikkan jari untuk melempar koin, ditambah kurangnya pengetahuan akan kondisi udara dan ke-kurang tepat-an mengambil jarak untuk melempar koin?
Ataukah memang adanya kalimat "kebetulan" adalah sebuah bukti bahwa ada hal-hal diluar nalar kita yang terjadi diluar kendali dan dikuasai oleh faktor "kebetulan"?
Bagaimana menurut anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Most Reading